Kontroversi penalti mewarnai laga antara Club Brugge dan Atalanta yang berakhir dengan skor 2-1 pada 13 Februari 2025. Penalti yang diberikan kepada Club Brugge di masa injury time, setelah bek Atalanta, Isak Hien, dianggap melakukan pelanggaran terhadap Gustaf Nilsson, memicu kemarahan dari pihak Atalanta. Kapten Brugge, Charles De Ketelaere, menyebut keputusan wasit sebagai arogan, sementara pelatih Atalanta, Gian Piero Gasperini, mengekspresikan ketidakpuasan terhadap keputusan tersebut, menilai bahwa situasi ini mencerminkan perubahan dalam aturan permainan. Kemenangan ini membawa Club Brugge melangkah lebih jauh di Liga Champions, meskipun kontroversi penalti tetap menjadi sorotan utama. Kontroversi Penalti di Laga Club Brugge vs Atalanta
Laga antara Club Brugge dan Atalanta pada 13 Februari 2025, berakhir dengan skor 2-1 dan menyisakan kontroversi yang cukup besar terkait keputusan wasit. Penalti yang diberikan kepada Club Brugge di masa injury time menjadi sorotan utama, setelah bek Atalanta, Isak Hien, dianggap melakukan pelanggaran terhadap Gustaf Nilsson.
Reaksi Pemain dan Pelatih
Charles De Ketelaere:
Kapten Brugge ini mengkritik keputusan wasit, menyebutnya sebagai tindakan arogan. Ia berpendapat bahwa jika ditanya kepada 100 orang, tidak ada yang akan setuju bahwa itu adalah penalti.
Gian Piero Gasperini:
Pelatih Atalanta ini menunjukkan ketidakpuasan yang mendalam terhadap keputusan tersebut, bahkan meninggalkan lapangan sebelum peluit akhir berbunyi. Ia merasa keputusan itu tidak adil dan merugikan timnya.
Insiden Penalti
Penalti terjadi di menit ke-90+4, saat Hien secara tidak sengaja menyentuh wajah Nilsson saat berusaha merebut bola. Keputusan wasit untuk memberikan penalti setelah meninjau VAR memicu protes keras dari para pemain Atalanta, yang berujung pada serangkaian kartu kuning.
Dampak Kemenangan
Kemenangan ini membawa Club Brugge melangkah lebih jauh di Liga Champions, namun kontroversi penalti tetap menjadi topik hangat di kalangan penggemar dan analis sepak bola. Atalanta kini harus berjuang keras di leg kedua untuk membalikkan keadaan, terutama tanpa beberapa pemain kunci yang cedera.
Leave a Reply